Selasa, 14 Agustus 2012

pengembang kurikulum

Pengembang silabus
komponen
Komponen–komponen yang membebtuk sistem kurikulum adalah: komponen tujuan, isi kurikulum, metode atau strategi dan komponen evaluasi. Setiap komponen harus saling berkaitan satu sama lain, manakala tidak berkaitan dengan komponen lainnya, maka sistem kurikulum akan terganggu pula.
1. Komponen Tujuan
Komponen tujuan berhubungan dengan arah atau hasil yang diharapkan. Dalam skala makro rumusan tujuan kurikulum erat kaitannya dengan filsafat atau sistem nilai yang dianut oleh masyarakat. Tujuan pemdidikan memiliki klasifikasi, dari mulai tujuan yang paling umum sampai tujuan khusus dan dapat diukur, yang kemudian dinamakan kompetensi. Tujuan pendidikan diklasifikasikan menjadi empat yaitu:


a. Tujuan Pendidikan Nasional (TPN), adalah tujuan yang bersifat paling umum dan merupakan sasaran akhir yang harus dijadikan pedoman oleh setiap usaha pendidikan
b. Tujuan Institusional (TI) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap lembaga pendidikan. Dengan kata lain tujuan ini dapat didefenisikan sebagai kualifikasi yang harus dimiliki oleh setiap siswa setelah menempuh atau dapat menyelesaikan program di suatu lembaga pendidikan tertentu.
c. Tujuan Kurikuler (TK) adalah tujuan yang harus dicapai oleh setiap bidang studi atau mata pelajaran.dapat diartikan sebagai suatu kualifikasi yang harus dimiliki anak didik setelah mereka menyelesaikan suatu bidang studi tertentu dalam suatu lenbaga pendidikan.
d. Tujuan Instruksional atau tujuan pembelajaran (TP) kemampuan yang harus dimiliki oleh anak didik setelah mereka mempelajari bahasan tertentu dalam bidang studi tertentu dalam satu kali pertemuan
Toto Ruhimat dkk (Bloom,1965), mengemukakan bahwa “ bentuk prilaku sebagai tujuan yang harus dirumuskan dapat digolongkan ke tiga klasifikasi atau tiga domain yaitu domain kognitif, afektif psikomotor”.
a. Domain kognitif
Domain kognitif adalah tujuan pendidikan yang berhubungan dengan kemampuan intelektual atau kemampuan berfikir seperti kemampuan mengingat, dan memecahkan masalah. Domain kognitif menurut Bloom terdiri dari 6 tingkatan, yaitu:
1) Pengetahuan (Knowledge) adalah kemampuan mengingat dan kemampuan mengungkap kembali informasi yang sudah dipelajarinya. Kemampuan dalam bidang pengetahuan ini dapat berupa: pertama, pengetahuan tentang terminologi, atau istilah Kedua, pengetahuan tentang prosedur atau cara suatu proses tertentu.
2) Pemahaman (Comprehension) adalah kemampuan untuk memahami suatu objek atau subjek pelajaran. Kemampuan memahami ini bisa merupakan kemampuan menerjemahkan, menafsirkan, atau kemampuan ekstrapolasi.
3) Penerapan (Application) adalah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur pada situasi tertentu.
4) Analisis adalah kemampuan menguraikan atau memecahkan suatu bahan pelajaran kedalam bagian-bagian atau unsure-unsur serta hubungan antara bagian bahan itu.
5) Sintesis adalah kemampuan untuk menghimpun bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang bermakna.
6) Evaluasi adalah tujuan paling tinggi dalam domain kognitif tujuan ini berkenaan dengan kemamapuan membuat penilaian terhadap sesuatu berdasarkan maksud atau kriteria tertentu.Tiga tingkatan tujuan kognitif yang pretama yaitu pengetahuan pemahaman dan aplikasi, dikatakan tujuan kognitif paling rendah sedangkan tiga tingkatan berikutnya analoisis, sintasi, dan evaluasi dikatakan tujuan kognitif yang paling tinggi.
b. Domain Afektif
Toto Ruhimat dkk (krathwohl dan kawan-kawan, 1964 ) mengemukakan “domain afektif memiliki tingkatan yaitu:Penerimaan,merespon,menghargai,mengorganisasi, karakterisasi nilai.”
1) Penerimaan adalah sikap kesadaran atau kepekaan seseorang terhadap gejala, kondisi, keadaan atau suatu masalah.
2) Merespon ditunjukan oleh kemauan untuk berpartisi aktif dalam kegiatan tertentu seperti kemauan untuk menyelesaikan tugas tepat pada waktunya, kemauan untuk mengikuti diskusi, kemauan untuk membantu orang lain dan sebagainya.
3) Menghargai adalah kemauan untuk memberi penilaian atau kepercayaan kepada gejala atau suatu objek tertentu.
4) Mengorganisasi adalah mengkonseptualisasi nilai yaitu memahami unsur –unsur abstrak dari suatu nilai yang telah dimiliki dengan nilai-nilai yang datang kemudian; serta mengorganisasi suatu sistem nilai, yaitu: mengembangkan suatu sistem nilai yang saling berhubungan yang konsisten dan bulat termasuk nilai-nilai yang lepas-lepas.
5) Karakterisasi adalah mengadakan sintesis dan internalisasi sistem nilai dengan pengkajian secara mendalam, sehingga nilai-nilai yang dibangunnya, itu dijadikan pandangan (fasafah) hidup serta dijadikan pedoman dalam bertindak dan berprilaku.
c. Domain psikomotor
Domain psikomotor adalah tujuan yang berhubungan dengan kemampuan keterampilan atau skill seseorang. Ada tujuh tingkatan yang termasuk kedalam domain ini:
1) Persepsi(perception) merupakan kemampuan seseorang dalam memandang sesuatu yang dipermasahlakan
2) kesiapan (set) adalah kesediaan seseorang untuk melatih diri tentang keterampilan tertentu yang di refleksikan dengan prilaku-prilaku khusus.
3) Meniru (imitation) adalah kemampuan seseorang dalam memperaktekkan gerakan-gerakan sesuai dengan contoh yang diamati
4) Membiasakan (Habitual) adalah kemampuan seseorang untuk memperaktekkan gerakan-gerakan tertentu tampa harus melihat contoh
5) Menyesuaikan (Adaption) kemampuan yang sudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang sudah ditentukan
6) Menciptakan (Organization) kemampuan seseorang untuk berkreasi dan menciptakan sendiri suatu karya.
2. Komponen isi / Materi pelajaran
Isi kurikulum merupakan komponen yang berhubungan dengan pengalaman belajar yang harus dimiliki siswa.
3. Komponen Metode / Strategi
Startegi meliputi rencana, metode dan perangkat yang direncanakan untuk mencapai tujuan tertentu.Toto Ruhimat dkk (T.Rakajoni) mengartikan strategi pembelajaran sebagai pola dan urutan umum dosen-mahasiswa dalam mewujudkan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Istilah lain yang juga dimiliki kemiripan dengan strategi adalah pendekatan (approac). Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran.Toto Ruhimat dkk (Roy kelli, 1998), mengemukakan bahwa “ ada dua pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada dosen dan pendekatan yang pusat pada maha siswa.Pendekatan berpusat pada dosen menurunkan strategi pembelajan langsung, pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa, menurut strategi pembelajaran discovery dan inkuiyi serta strategi pembelajaran induktif”.
4. komponen Evaluasi
Evaluasi merupakan komponen untuk melihat efektifitas pencapaian tujuan. Evaluasi sebagai alat untuk melihat keberhasilan dapat dikelompokan kedalam dua jenis yaitu tes dan non tes.
a. Tes
1) Kriteria tes sebagai evaluasi
Sebagai alat ukur dalam prosese evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria yaitu kriteria validitas dan reliabilitas.
2) Jenis-jenis tes
Tes hasil belajar dapat dibedakan atas beberapa jenis. Berdasarkan jumlah perserta, tes hasil belajar dapat dibedakan menjadi tes kelompok dan tes individu. dilihat dari cara penyusunanya, tes juga dapat dibedakan menjadi tes buatan guru dan tes standar.
b. Non tes
Non tes adalah alat evaluasi yang biasanya digunakan untuk menilai aspek tingkat laku termasuk sikap, minat dan motivasi. Ada beberapa jenis non tes sebagai alat evaluasi, diantanya wawancara observasi,
 studi kasus, skala penilaian.
1) observasi adalah teknik penilaian dengan cara mengamati tingkah laku pada situasi tertentu. Ada dua jenis observasi yaitu observasi partisipatip dan non partisipatif.
2) Wawancara adalah komunikasi langsung antara yang diwawancarai dan yang mewawancarai.ada dua jenis wawancara yaitu wawancara langsung dan wawancara tidak langsung.
3) Studi kasus dilaksanakan untuk memepelajari individu dalam periode tertentu secara terus menerus.
4) Skala penilaan atau bisa disebut rating scale merupakan salah satu alat penilaian dengan menggunakan skala yang telah disusun dari ujung negative sampai dengan ujung positif, sehingga pada skala tersebut si penilai tinggal mebubuhi tanda ceklist.
Landasan

Toto Ruhimat dkk (Robert S. Zais, 1976 ) mengemukakan empat landasan pengembangan kurikulum yaitu“Philosophy and the nature of knowledge, society and culture, the individual, learning theory”.
Ruhimat dkk (Tyler, 1988 ) mengemukakan pandangan yang erat kaitannya dengan beberapa aspek yang melandasi suatu kurikulum (school purposes), yaitu: “ use of philosophy, studies of learners, suggestions from sunject specialist, studies of contemporary life, dan use psychology of learning”.
Dari kedua pendapat diatas,dapat disimpulkan bahwa landasan pokok dalam pengembangan kurikulum dikelompokan kedalam empat jenis yaitu :
1. Landasan Filosofis dalam pengembangan kurikulum
Rumusan yang didapatkan dari hasil berfikir secara mendalam, analitis, logis dan sistematis (filosofis) dalam merencanakan, melaksanakan, membina dan mengembangkan kurikulum baik dalam bentuk kurikulum sebagai rencana (tertulis), terlebih kurikulum dalam bentuk pelaksanaan disekolah.
a. Filsafat pendidikan
Filsafat pendidikan pada dasarnya adalah penerapan dan pemikiran-pemikiran filosofis dalam memecahkan masalah-masalah pendidikan. Toto Ruhimat dkk (Redja Mudyahardjo,1989) mengemukakan terdapat tiga sistem pemikiran filsafat yang sangt besar pengaruhnya dalam pemikiran pendidikan pada umumnya, dan pendidikan di Indonesia pada khususnya yaitu:”Filsafat idealisme, Realisme, dan filsafat fragmatisme”
b. Manfaat Filsafat pendidikan
Toto Ruhimat dkk ( Nasution,1982) mengidentifikasikasi beberapa manfaat filsafat pendidikan, yaitu:
1) Filsafat pendidikan menentukan arah mau dibawa kemana objek pendidikan
2) Mendapata gambaran yang jelas mengenai hasil yang harus dicapai
3) Memberi kesatuan yang bulat kepada segala usaha pendididkan.
4) Memungkinkan si pendidik menilai usahanya
5) Memberikan motivasi atau dorongan bagi kegiatan –keiatan pendidikan.
c. Filsafat dan Tujuan Pendidikan
Filsafat akan menentukan arah kemana perserta didik akan dibawa, filsafat merupakan perangkat nilai-nilai yang dilandasi dan membimbing kearah pencapaian tujuan pendidikan. Toto Ruhimat dkk (Herbert spencer Nasution, 1982) mengemukakan lima kajian sebagai sumber dalam merumuskan tujuan pendidikan,yaitu : “Self- preservation, Secuurring the necessities of life, Rearing of family, Maintaining proper social and political relatioanships, Enjoying leisure time”.
Toto Ruhimat dkk (The united States offce of Education, 1918 ) telah mencanangkan tujuan pendidikan melalui seven Cardinal Principles yaitu : “Health, Command of fundamental process, Worthy home membership,Vocational effffciency,.Citizenship, Worthy use of leisure, Satisfaction of religious needs.”
Toto Ruhimat dkk(Nana Syaodih Sukmadinata ,1997) mengemukakan empat landasan utama dalam pengembangan kurikulum, yaitu: “(1) filosofis; (2) psikologis; (3) sosial-budaya; dan (4) ilmu pengetahuan dan teknologi..Untuk lebih jelasnya, di bawah ini akan diuraikan secara ringkas keempat landasan tersebut.”
1) Landasan Filosofis
Toto Ruhimat dkk (Redja Mudyaharjo, 1989), mengemukakan bahwa terdapat tiga aliran filsafat dalam pemikiranpendidikan yaitu:” idealisme, realisme dan fragmatisme”.
2) Landasan Psikologis
Toto Ruhimat dkk (Nana Syaodih Sukmadinata, 1997) mengemukakan bahwa minimal terdapat dua bidang psikologi yang mendasari pengembangan kurikulum yaitu (1) psikologi perkembangan dan (2) psikologi belajar. Selanjutnya, dikemukakan pula tentang 5 tipe kompetensi, yaitu :
a) motif; sesuatu yang dimiliki seseorang untuk berfikir secara konsisten atau keinginan untuk melakukan suatu aksi.
b) bawaan; yaitu karakteristik fisik yang merespons secara konsisten berbagai situasi atau informasi.
c) konsep diri; yaitu tingkah laku, nilai atau image seseorang;
d) pengetahuan; yaitu informasi khusus yang dimiliki seseorang; dan
e) keterampilan; yaitu kemampuan melakukan tugas secara fisik maupun mental.
Dalam konteks Kurikulum Berbasis Kompetensi, Toto Ruhimat dkk (E. Mulyasa, 2002) menyoroti tentang aspek perbedaan dan karakteristik peserta didik, Dikemukakannya, bahwa sedikitnya terdapat lima perbedaan dan karakteristik peserta didik yang perlu diperhatikan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi, yaitu : (1) perbedaan tingkat kecerdasan; (2) perbedaan kreativitas; (3) perbedaan cacat fisik; (4) kebutuhan peserta didik; dan (5) pertumbuhan dan perkembangan kognitif.
2. Landasan Sosial-Budaya
Kurikulum dapat dipandang sebagai suatu rancangan pendidikan.
Dengan pendidikan, kita tidak mengharapkan muncul manusia – manusia yang menjadi terasing dari lingkungan masyarakatnya, tetapi justru melalui pendidikan diharapkan dapat lebih mengerti dan mampu membangun kehidupan masyakatnya. Oleh karena itu, tujuan, isi, maupun proses pendidikan harus disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, karakteristik, kekayaan dan perkembangan yang ada di masyakarakat.
Toto Ruhimat dkk (Nana Syaodih Sukamdinata, 1997) mengemukakan bahwa melalui pendidikan manusia mengenal peradaban masa lalu, turut serta dalam peradaban sekarang dan membuat peradaban masa yang akan datang.
Dengan demikian, kurikulum yang dikembangkan sudah seharusnya mempertimbangkan, merespons dan berlandaskan pada perkembangan sosial – budaya dalam suatu masyarakat, baik dalam konteks lokal, nasional maupun global.
3. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan dalam bidang Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, terutama dalam bidang transportasi dan komunikasi telah mampu merubah tatanan kehidupan manusia. Oleh karena itu, kurikulum seyogyanya dapat mengakomodir dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga peserta didik dapat mengimbangi dan sekaligus mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk kemaslahatan dan kelangsungan hidup manusia.
prinsip
1. Pengertian prinsip pengembangan kurikulum
Secara gramatikal prinsip berarti asas, dasar, keyakinan dan pendirian. prinsip itu menunjukan ada suatu hal yang penting , mendasar, harus yang bisaanya selalu ada atau terjadi pada situasi dan kondisi yang serupa.
Dari pengertian dan makna prinsip diatas terlihat bahwa prinsip itu memiliki fungsi yang sangat penting dalam kaitanya dengan keberadaan sesuatu.. Esensi dari pengembangan kurikulum adalah proses identifikasi analisis, sintesis, evaluasi, pengambilan keputusan dan kreasi elemen-elemen kurikulum.
2. Macam-macam sumber prinsip pengembangan kurikulum
Sumber prinsip yaitu dari mana asal muasal terlahirnya suatu prinsip.setidaknya ada empat sumber prinsip pengembangan kurikulum yaitu : data empiris (empirical data), data eksperimen (Exsperimen data), cerita atau legenda yang hidup di masyarakat (folklore of curricuculum), dan akal sehat (common sense) (Oliva, 19992 : 28).
3. Tipe-tipe prinsip pengembangan kurikulum
Tpe-tipe prinsip pengembangan kurikulum yaitu validitas dan reliabilitas prinsip yang digunakan.hal ini berkaitan dengan sumber-sumber dan prinsip-prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri.Maka prinsip-prinsip pengembangan kurikulum bisa diklasifikasikan menjadi tiga tipe prinsip yaitu anggapan kebenaran utuh atau menyeluruh (Whole truth), anggapan kebenaran parsial (Partial truth), dan anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian ( Hypothesis). Anggapan kebenaran utuh (Whole Truth) adalah fakta, konsep, dan prinsip yang diperoleh dan telah diuji dalam penelitian yang ketat dan berulang sehingga bisa dibuat generalisasi dan bisa berlakukan ditempat yang berbeda. Tipe ini tidak akan mendapat tantangan atau kriktik karena sudah yakin oleh orang-orang yang terlibat dalam pengembangan kurikulum.Anggapan kebenaran parsial (Partial Truth), yaitu suatu fakta, konsep, dan prinsip yang sudah terbukti efektif dalam banyak kasus tapi sifatnya masih belum bisa digeneralisasikan. Karena dianggap baik dan bermanfaat tipe prinsip ini bisa digunakan, namun dalam penggunaannya bisanya masih mengundang pro dan kontra. Anggapan kebenaran yang masih memerlukan pembuktian (Hypothesis) yaitu asumsi kerja atau prinsip yang bersifat tentative. Prinsip ini muncul dari hasil deliberasi, judgement dan pemikiran akal sehat. Toto Ruhimat dkk (Oliva, 1992:30) memakai istilah axioms untuk menggambarkan berbagai karakteristik prinsip tersebut.
4. Macam-macam prinsip pengembangan kurikulum
Macam-macam prinsipini bisa dibedakan dalam dua kategori yaitu prinsip umum dan prinsip khususu. Prinsip umum bisaanya dugunakan hamper dalam seluruh pengembangan kurikulumdimanapun. Sedangkan prinsip khusus artinya hanyaberlaku ditempat tertentu dan situasi tertentu.
a. Prinsip umum
Toto Ruhimat dkk (Sukmadinata, 2000:150-151) menjelaskan bahwa terdapat lima prinsip umum pengembangan kurikulum yaitu:”prinsip relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, atau efisien, dan efektivitas”.
1) Prinsip Relevan
Prinsip relapan artinya prinsip yang sesuai.prinsip relevan ada dua jenis yaitu relevan eksternal dan internal.relevansi eksternal artinya bahwa kurikulum itu harus sesuai dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat, pada masa kini atau masa mendatang. Prinsip relevansi internal yaitu kesuaian antara komponen kurikulum itu sendiri.
2) Prinsip Fleksibel
Artinya bahwa kurukilum itu harus lentur tidak kaku, terutama dalam hal pelaksanaannya.
3) Prinsip praktis dan efesien
Artinya kurikulum harus bisa diterapkan dalam praktek pendidikan sesuai dengan situasi dan kondisi tertentu. Efisien, artinya tidak mahal alias murah
4) Prinsip Efektifitas
Maksudnya kurikulum ini selalu berorientasi pada tujuan tertentu yang ingin dicapai. Kurikulum bisa dikatakan instrument untuk mencapai tujuan.Tugas dan tanggung jawab pengembang kurikulum tersebut akan dipermudah jika mengikuti prinsip-prinsip pengembangan kurikulum dibawah ini. Toto Ruhimat dkk (Oliva, 1992:30) memakai istilah axioms untuk menggambarkan berbagai karakteristik prinsip tersebut. Dalam hal ini Oliva mengajukan sepuluh prinsip (axioms) pengembangan kurikulum yaitu:
a) Perubahan kurikulum adalah sesuatu yang tidak dapat dihindarkan dan bahkan diperlukan.
b) Kurikulum merupakan produk dari masa yang bersangkutan
c) Perubahan kurikulum masa lalu sering terdapat secara bersamaan bahkan tumpang tindih dengan perubahan kurikulum yang terjadi dimasa kini.
d) Perubahan kurikulum akan terjadi dan berhasil sebagai akibat dan jika ada perubahan pada orang-orang atau masyarakat.
e) Pengembangan kurikulum adalah kegiatan kerjasama kelompok
f) Pengembangan kurikulum pada dasarnya proses menentukan pilihan dari sekian alternative.
g) Pengembangan kurikulum adalah kegiatan yang tidak akan pernah berakhri
h) Pengembangan kurikulum akan berhasil jika dilakukan secara komprehensif.
i) Pengembangan kurikulum akan lebih efektif jika dilakukan dengan sistematis.
j) Pengembangan kurikulum dilakukan berangkat dari kurikulum yang ada.
b. Prinsip Khusus
Toto Ruhimat dkk (Sukmadinata,2000) menjelaskan beberapa prinsip pengembangan kurikulum khusus yaitu:
1) Prinsip yang berakitan dengan tujuan pendidikan
Tujuan pendidikan mencakup tujuan yang bersifat umum jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Perumusan tujuan pendidikan bersumber pada: Ketentuan dan kebijakan pemerintah, survai mengenai persepsi orang tua, masyarakat lainya, survai tentang pandangan para ahli dalam bidang –bidang tertentu, survai tentang manpower, pengalaman negara-negara lain dalam masalah yang sama, dan penelitian.
2) Prinsip yang berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan.
Dalam penentuan isi Pendidikan/Kurikulum, harus dipertimbangkan hal-hal berikut : penjabaran tujuan pendidikan baik umum dan khusus, Isi bahan pelajaran, urutan Unit-unit kurikulum harus logis dan sistematis.
3) Prinsip berkaiatan dengan pemilihan prosese belajar mengajar
Untuk menentukan kegiatan dalam proses belajar, mengajar apa yang akan digunakan hendakanya memperhatikan hal berikut: kecocokan metode mengajar, variasi mengajar, urutan kegiatan,pencapaian tujuan, keaktifan, perkembangan, jalinan kegiatan belajar disekolah dan dirumah, belajar yang menekan “learning by doing” disamping “learning by seeing and knowing”.
4) Prinsip yang berkenaan dengan penilihan media dan alat pelajaran
Dibawah ini beberapa prinsip yang bisa dijadikan pegangan untuk memilih dan menggunakn media atau alat bantu pembelajaran,yaitu : Alat/media, cara pembuatan, orang dan pembiayaan serta waktu pembuatan, pengorganisasian alat dan bahan, penggunaan multi media.
5) Prinsip yang berkenaan dengan Evaluasi
Dalam pengembangan kurikulum harus memperhatikan prinsip–prinsip evaluasi yaitu objektifitas, komprehensif, kooferatif, mendidik,, akuntabilitas, dan praktis. Dalam praktiknya ada lima fase dalam pengembangan kurikulum yaitu perencanaan, pengembangan, pengumpulan data, pengolahan data, laporan dan pemanfaatan. Dalam penyusuna alat penilaian sebaiknya mengikuti langkah sebagai berikut:
a) Rumuskan tujuan-tujuan pendidikan umum dalam rana kognetif, afektif dan psikomotor
b) Uraikan kedalam tingkah laku murid yang dapat diamati
c) Hubungkan dengan bahan pelajaran
d) Tuliskan butir-butir tes
Beberapa yang harus diperhatikan dalam prinsip penilan: Norma penilaian , Formula Guessing, mengubah skor mentah kedalam skor masak, Penggunaan skor standar , Penggunaan hasil tes,penyusunan laporan, dan tujuan hasil laporan


0 komentar:

Posting Komentar